5/19/2009

Pada mulanya

Ini ada kisah yang mengawali perjalan hidupku. Kisah ini dimulai disebuah desa kecil didaerah parsaoran, kabupaten labuhan batu. kira-kira 30tahun silam, bapakku berkenalan dengan seorang gadis dari desa sebrang yang tak lain adalah ibuku. Waktu demi waktu mereka lewati bersama, singkat cerita mereka sudah sepakat dan mantab untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Namun niat mereka tidak memperoleh restu dari orang tua bapakku yang tidak suka dengan strata keluarga ibukku yang berada jauh dibawah mereka. Bapakku adalah anak pertama dari orang terkaya di desa pada saat itu, sedangkan ibukku berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja bahkan cenderung kekurangan.

Berbagai macam usaha dilakukan oleh kakekku utk memisahkan hubungan kedua orangtuaku, baik dari memberikan tekanan mental sampai kekerasan fisik. Namun itu semua tidak mengurangi niatan kedua orangtuaku untuk mengarungi bahtera rumahtangga. Akhirnya mereka lari ke medan, ibu kota sumatera utara. Mereka menikah dan menetap disana, dan tak lama kemudian aku lahir disebuah dusun kecil disamping bandara polonia meda. Kelahiranku yang adalah anak laki-laki disambut sukacita oleh kedua orangtuaku, ini dikarenakan adat istiadat didaerah kami yg dimana cucu laki-laki pertama dari anak laki-laki pertama merupakan pewaris keturunan dari keluarga, ini berarti ada kemungkinan hati kakek-nenekku akan luluh apabila melihat cucu pewaris keturunannya sudah lahir. Mereka pun memberanikan diri membawaku ke hadapan kakek-nennekku.

Melihat kehadiran cucu laki-laki pembawa garis keturunannnya, kakekku senang bukan kepalang. Beliau langsung menggendengku tanpa mempedulikan keberadaan dua orang pelarian yang berada dihadapannya dan memberiku nama "sabar". Orang tuaku merasa lega dengan hal ini, karena ini berarti kehadiran mereka sudah bisa diterima dikeluarga manullang.

Beberapa waktu berselang, harapan untuk dapat diterima di keluarga perlahan tapi pasti mulai pudar seiring dengan siksaan-siksaan yang dialami oleh ibukku. Berkali-kali ibukku dihina,dicaci,dimaki, dan tak jarang memperoleh kekerasana fisik.
Bapakku adalah type orang yang tidak mau melawan orang tua jadi meski dia mendengar hal itu dari pengakuan ibukku maupun orang lain, dia tetap diam seribubahasa. Namun ketika dia melihat keadaan ibukku sudah memprihatinkan, dia akhirnya mengajak ibukku melarikan diri ke Bangka, tempat kk laki-laki dari ibukku.

Sejak saat itu kami memulai kehidupan ditanah bangka, didaerah jebus, kehidupan yang sangat jauh dari kecukupan. Tempat tinggal kami hanyalah beratapkan dipan buatan yang dibuatkan oleh seorang yang baik hati. Rumah buatan itu dibuat disamping pekarangan rumahnya, lebih tepatnya disebelah kandang. Perabotan-perabotan didalamnya pun merupakan sumbangan dari orang-orang sekitar. Begitu menyedihkan kehidupan di bangka. Bapakku mesti bekerja sangat keras, mulai dari mengolah ladang orang lain, sampai bekerja di PT.Timah yang jaraknya sampai 8km dan ditempuh dengan jalan kaki. Meski sedemikian memprihatinkannya keadaan kami disana, namun secara batin kami mengalami kedamaian. Pada tahun 1990 lahirlah adik pertamaku yang berjenis kelamin perempuan, mereka menamainya lelly christy.

3/16/2009

dunia baru

“Keinginan manusia tidak akan pernah ada habisnya” Kalimat inilah yang terjadi setelah lulus dari SD. Awalnya targetku hanya lulus dan bias masuk ke SMP Negeri namun setelah Tuhan mewujudkan melebihi yang kuingini, aku sekarang berkeinginan untuk masuk sekolah negeri favorite di ibukota.
Keesokkan harinya setelah pengumuman nilai tersebut, aku mengutarakan niat itu ke ke kepala sekolahku dan beliaupun mendukung penuh niatku tersebut dengan catatan orangtuaku yang mesti mengurus sendiri proses perpindahanku yang memang cukup rumit diakibatkan rayon kami yang berada di jawabarat.
Sepulang sekolah aku menyampaikan perkataan kepala sekolah kepada kedua orangtuaku. Namun keinginan itu bertepuk sebelah tangan, tanpa alasan yang jelas, orangtuaku melarang aku untuk mewujudkan keinginan itu. Aku sedih dan kecewa setelah menerima kenyataan itu, namun aku mulai sadar bahwa mungkin ini adalah jawaban dari Tuhan atas ketamakan diriku yang seolah-olah tidak ingat siapa diriku ini serta apa yang aku alami ketika masa-masa SD hanyalah sebuah keberuntungan belaka.
Akhirnya, dengan lapang dada aku menerima keputusan tersebut. Esoknya, aku menghadap kepala sekolah dan mengatakan perihal tersebut. Kepala sekolah pun dapat memahaminya dan mengatakan kalau masih dalam satu rayon, aku bisa ikut pendaftaran kolektif sehingga tidak perlu repot-repot untuk mengurus sendiri. Beliau mereferensikan aku masuk ke sebuah sekolah terfavorite di Bekasi.
SMPN 20 pun menjadi pelabuhan selanjutnya. Aku datang pada hari dimana pengumuman penerimaan sisawa baru tiba, jantungku berdetak kencang mencari namaku di antara ratusan list nama siswa yang diterima. Alangkah kaget hatiku melihat namaku berada diperingkat paling atas didaftar nama murid yang diterima. Aku kaget karena kepala sekolah bilang ini adalah sekolah terbaik di Bekasi, tapi kok aku berada dipaling atas? Lalu aku telusuri satu persatu sampai yang paling akhir, kaget sungguh kaget ketika aku melihat batas terbawah nilai yang diterima adalah 21,70. Bukannya sombong, nilaiku bahkan dua kali lipat dari batas terbawah itu.
Disatu sisi aku kecewa melihat kenyataan itu, namun disisi lain ini membesarkan hatiku untuk mengarungi masa-masa untuk 3 tahun kedepan, kepercayaan diriku semakin bertambah dan yakin kalau aku dapat memperolah hasil yang maksimal disekolah ini.

2/03/2009

manusia paling bodoh

1994 adalah tahun dimana aku memulai petualganku di dunia pendidikan. Aku masuk SD Negeri Jatibening Indah II Bekasi. Salah satu sekolah dilingkungan komplek TNI Agkatan Laut, atau sering disebut komplek AL. Sekolah ku terletak berdampingan dengan SDN Jatibening indah I. Berbeda dengan SD Jatibening Indah I yng memiliki 4 kelas, Sekolah ku memiliki 2 ruang kelas yang di pakai bergantian oleh kelas 1-6, dan dilengkapi dengan 1 buah WC. Aku masuk kelas 1C yang terdiri dari 27 siswa.

Falti kecil yang menghabiskan masa kanak-kanak secara berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya memiliki tingkat intelegensi yang sangat rendah alias di bawah rata-rata. Waktu masuk sekolah, aku sama sekali belum bisa menulis, membaca, bahkan menghitung. Aku memang terlahir sangat bandel alias hyperaktif, berbagai macam kenakalan aku lakukan semasa SD, mulai dari menjahili teman, mencontek, main gak karuan, dan gak jarang aku sering kena hukuman baik dari guru maupun keluargaku dirimah, disamping itu aku dikaruniakan oleh Tuhan sifat ceroboh bahkan sampai sekarang ini.

Pokoknya masa kecilku kulalui dengan sangat kacau, semakin aku dilarang justru semakin aku menjadi-jadi, tak jarang terdengar keributan di rumah kami yang di akibatkan bapakku marah-marah akibat ulahku yang sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat. Salah satu tindakan yang pernah kulakukan adalah aku mencoret-coret dengan goresan-goresan benda tajam mobil pribadi orang lain dengan nama teman-teman sepermainanku, lalu menggembosi ban nya. Sudah bisa di tebak, akhirnya aku kena hajar habis-habisan oleh bapakku.

Mulai dari kecil aku dididik sangat keras oleh kedua orang tuaku, teramat sangat keras bahkan sampai aku pernah merasa kalo mereka bukanlah orangtua asliku. Tak jarang aku memperoleh pukulan bahkan hukuman-hukuman yang sangat mengerikan oleh kedua orang tuaku. Namun entah mengapa, keras nya didikan mereka tidak sama sekali merubah tabiat atau sikapku terutama dalam hal pendidikan, bukan semakin baik malah aku semakin menjadi-jadi dan tidak terkontrol.

Puncaknya pada saat kelas 3SD aku belum bisa membaca dengan benar, dan pada kelas 4SD aku terancam tidak naik kelas karena saat ulangan IPA aku dapet nilai 2. Waktu itu aku lulus akibat dari pertolongan guruku yang terpaksa menaikkan aku ke jenjang selanjutnya. Ada satu soal waktu kelas 4 yang masih teringat sampai saat ini, mungkin karena konyol nya. "Jalan Tol di indonesia di bangun menyerupai ceker?"
a. sapi
b. ayam
c. kerbau
Dan aku menjawab A, ceker sapi. Bisa di bayangkan? secara logika saja, mana ada sapi punya ceker? ^_^

Kebodohan ini berlanjut sampai aku menginjak kelas 5SD, di awal tahun ajaran aku mendapat makian dari guruku yang dimana aku sangat tersinggung akan kata-katanya yang mempersoalkan betapa bodoh nya aku. Sepulang sekolah aku terus berfikir mengapa aku terlahir sebodoh ini? apa yang salah denganku? apa memang aku gak akan mampu?
Apalagi kelas aku sadar klo sebentar lagi aku akan menghadapi EBTANAS di akhir kelas 6, dan orang tuaku sudah wanti-wanti dari awal klo aku gak dapet SMP Negeri, aku tidak akan pernah di sekolahkan lagi. Susah bagiku untuk menggambarkan pergejolakkan dalam hatiku saat itu.

Susah bagiku untuk menggambarkan pergejolakkan dalam hatiku saat itu. Tapi yang pasti, mulai saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk membuktikan kepada dunia bahwa aku bisa dan mampu untuk menjadi yang terbaik. Aku akan melampiaskan dendamku kepada guru ku itu dan buat dia kagum akan apa yang nanti ku peroleh.

Memasukki kelas 6 dengan optimisme baru ditambah wali kelasku sekrang ganti, buka bu martinem yang sudah jadi walikela ku selama 5 tahun berturut-turut, tapi pak pandi supandi. Di awal tahun aku memulai gebrakkan-gebrakkan baru, aku mengamati orang-orang yang memperoleh rangking sebelum-sebelumnya dan meniru gaya belajar mereka terutama di kelas. Aku terus berupaya unggul di setiap sesi pelajaran, dan berusaha menyimak setiap penjelasan guru di kelas. Belajar pun sekarang bukan karena terpaksa melainkan dengan sendirinya.

Kerja kerasku pun menuai hasil. Di semester 1, aku memperoleh rangking 3 waktu pembagian raport, dan muncul sebagai new falti yang mesti di perhitungkan oleh teman-teman sekelas ku. Optimesme pun merebak dalam hatiku, aku percaya kalo aku dapat memperoleh minimal NEM Standar masuk ke SMP Negeri pada saat Ebtanas nanti.

Sebelum memasukki EBTANAS, kami dihadapkan dengan PRAEBTANAS. Ujian kali ini merupakan bayangan dari EBTANAS. Baik aturan maupun bobot soal dipastikan sama dengan EBTANAS, namun EBTANAS memiliki bobot soal yang sidikit lebih besar.

Pengumuman PraEbtanas pun di umumkan. Sangat mengerikan, aku memperoleh nem 32.90. Nilai tersebut di bawah standar SMP Negeri yakni 36.00. Menerima nilai itu aku langsung syok berat optimisme itu berubah, apalagi sainganku memperoleh nem 43. Aku sangat terpukul dan seolah-olah tersadarkan bahwa perbedaan intelegensi diantara kami berdua sangat berbeda jauh. Aku mulai tidak yakin dengan diriku sendiri, aku mulai membayankan akan sebuah kegagalan.

Aku pun menghabiskan seminggu hari-hariku merenung dan berusaha mengumpulkan keping-keping optimisme dan harapan yang sudah sirna. Akhirnya aku pun memutuskan untuk berusaha yang terbaik yang aku bisa, sambil memasrahkan hasil akhirnya ke Tuhan. Aku pun mulai sedikit optimis dan mulai menambah intensitas belajarku. Mungkin bukan intensitas melainkan efektifitas belajar, karena waktu belajar ku tidak banyak tapi efektif dalam setiap belajarnya.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, aku melawati EBTANAS dengan hati yang berdebar-debar, sambil gemetaran aku berusaha mengerjakan soal-soal. Aku terus membayangkan klo ini adalah terakhir kalinya aku duduk di bangku sekolahan, itu karena aku tidak yakin dengan hasilnya kelak.

Beberapa hari setelah EBTANAS, waktu pengumumanpun tiba. Aku terlebih dahulu pergi kerumah temen sekelasku yang berada tidak jauh dari sekolah. Aku bertanya apakah dia sudah melihat pengumuman atau belum, dan dia bilang klo dia sudah melihantnya. Dia bilang kalo aku dapet NEM 33.25. Mendengar angka itu aku sangat kaget, kaget namun pasrah akan nasibku, aku sudah berusaha semaksimalku dan mungkin klo ungkapan manusia paling bodoh yang ku dengar dari guru SD ku itu memang terbukti benar. Aku berpaling dari rumah temanku itu, dengan langkah berat aku bergegas pulang kerumah dan bersiap-siap menerima amukan gaya penjahat perang dari kedua orang tuaku. Aku sudah pasrah akan sirnanya masa depanku maupun harapanku untuk bersekolah lagi, belum lagi hadia sepeda yang ku idam-idamkan pun ikut sirna.

Dengan lesu aku melangkahkan kaki ku menuju kerumah, tapi belum seberapa jauh kaki ini melangkah, aku bertemu dengan teman sekelasku yang lainnya. Aku dipaksa untuk menemaninya ke sekolah untuk melihat nilai ku. Akhirnya dengan terpaksa aku menyetujui ajakannya, lumayan untuk menunda saat-saat menghadapai medan perang di rumah nanti.

Kami pun memasukki ruang kepala sekolah, banyak temen sekelasku yang tersenyum mengetahui nilai mereka. Ada yang tersenyum karena nilai bagus, dan ada yang terseynyum karena udah bisa menebak klo nilainya bakalan jelek. Sementara diriku terus tertunduk lesu layaknya tawanan perang yang sudah mengetahui tanggal dia akan di eksekusi.

Disaat aku menundukkan kepala sambil menunggu antrian, ada suara yang menyeruak dari depan memanggil namaku, suara yang aku yakin klo itu bukanlah anak kecil melainkan orang dewasa. Akhirnya aku menoleh ke atas dan melihat yang memanggilku adalah kepala sekolah. Aku kaget bukan main, ada apa gerangan beliau memanggilku? karena perasaan uang SPP ku sudah kulunasi jauh-jauh hari, atau mungkin dia iba akan kondisiku yang layaknya korban perang?

Dengan lesu aku menerobos kerumunan dan masuk keruang kepala sekolah, mendahului teman-teman yang merasa jengkel namun tidak bisa berbuat apa-apa karena antrian dari pagi mereka aku rusak dengan seketika tanpa mampu mereka cegah soalnya aku dipanggil langsung oleh kepala sekolah.

Kepala sekolah pun membuka pembicaraan.

Kepala sekolah : "Selamat siang falti!"
aku: "Selamat siang bu!"
Kepala Sekolah: "Gmna? Udah tahu nilai kamu belum?"
aku: "Belum bu!" menjawab berpura-pura
Kepala Sekolah: "Mau tau nilainya?"
aku: "Mau bu" sambil berusaha tersenyum
Kepala Sekolah: "Memang kmu mau nilai berapa?"
aku: "Yang penting bisa dapet negeri aja deh bu, 36 aja cukup" Sambil berharap kalo aku bisa menawar nilaiku supaya bisa ditambahkan
Kepala Sekolah: "Segitu doang?"
aku: "iya bu, segtu aja, saya sudah bersyukur"
Kepala Sekolah: "ow, Selamat ya!!"
aku: "Selamat untuk apa bu?" sambil tersenyum Berfikiran klo kepala sekolah ini udah mengabulkan permohonanku dan merubah nilaiku sesuai dengan yang aku inginkan
Kepala Sekolah: "Selamat.. Kamu memperoleh nilai tertinggi di sekolah kita, NEM kamu 43.55 "
aku: "Masa sih? Makasih bu!" aku terpana, tanpa ekspresi karena gak percaya.
Kepala Sekoah: "Ini detail nilai kmu!" sambil menunjukkan rekapitulisasi nilai keselurahan siswa

Melihat nilai ini pun aku langsung senang bukan kepalang, dan sontak aku berteriak kegirangan, aku langsung lari keliling lapangan dan langsung lari bergegas ke rumah mau pamer ke orang tuaku. Sampai dirumah aku ketemu dengan mama ku dan pamer klo aku dapet NEM 43.55, namun dengan enteng beliau menjawab "Heeeh, cuman sgtu doang?" ha2x. jawaban itu muncul karena sebelumnya mamaku gak tau klo itu adalah jumlah dari 5 mata pelajaran, bukan 12. ha2

1/30/2009

aku sayang kamu kei

gak ada kata yang bisa kuungkapkan selain aku begitu menyayangi kamu kei,,

maafkan aku karena aku gak pernah bisa buat kmu bahagia,
maaf karena aku gak pernah bisa hadir disaat kmu mengalami masalah,
maaf aku selalu buat kamu kecewa


makasih
makasih karena kamu udah pernah muncul di hidupku
makasih kamu udah jadi mimpi indah di hidupku
makasih atas rasa sayang yang tulus uang kamu kasih ke aku
makasih atas semua nya kei

Siang ini akhir nya aku memberanikan diri berbincang dengan kei,
aku utarakan maksud hatiku yang sudah kupendam selama sebulan ini,


Keberanian yang sudah kukumpulkan selama sebulan ini, beserta 14 lembar folio yang sudah aku tulis sebagai ungkapan perasaanku seakan sia-sia ketika aku berbicara langsung dengan kei.

Meski dengan struktur kalimat yang sangat kacau, aku akhirnya mengutarakan perasaanku. Aku gak yakin kei bisa mengerti karena kata2 ku bener2 kacau.

Aku takut kehilangan kei, aku takut gak akan pernah bertemu dengan kei.

Kei,
asal kmu tahu,
aku gak pernah berniat ninggalin kmu.
Sampai kapanpun kamu akan selalu ada di hati aku,
Kamu akan selalu menempati ruang yang spesial di hati aku.

Aku tunggu kamu sampai akhir malam ini,
Klo kmu mau cegah aku, cegahlah.
Klo kmu mau aku pergi, biarkan aku pergi.

Aku akan selalu mengabulkan permintaan kmu, karena sesaat setelah memperoleh dirimu aku sudah bersumpah bahwa kebahagianmu adalah tujuan hidupku!

Hubungi aku sampai bsok jam 12 siang. Lewat dari itu aku akan ganti nomer hp, dan gak akan pernah ngubungin kamu lagi.

Kelak, jika kamu mau mencari aku dan mau kembali ke ak, cari aku di YM kei,
aku gak akan pernah ganti YM kei.
Aku akan selalu ada buat kamu,
camkan kata2 ku itu!
dan aku akan selalu sayang sama kamu sampai kapanpun itu!

1/19/2009

Song For U

Sepi

Kasih,,,
Kau lah cahaya dalam hidupku
Kau lah penyejuk dalam hausku
akan cinta darimu..

Tahukan...
Bahwa kau lah satu-satunya
Cinta..
Yang ku inginkan..



Reff:
Kini,,,
Kau pergi tinggalkanku
Pergi dengan cinta yang baru untukmu
Sepi kini menemaniku
Menahan rasa sakit dalam hatiku
Selamanya..
He,,heeh,,,
haaaaaaaaaa
Selamanya..


Maaf..
Bilaku ku yang tak pernah dapat
Membuktikan rasa cintaku yang tulus,
untuk dirimu


Ataukah...
diriku yang tak pernah sadar
Bahwa cinta yang kau berikan
slama ini.. palsu!


Reff:
Kini,,,
Kau pergi tinggalkanku
Pergi dengan cinta yang baru untukmu
Sepi kini menemaniku
Menahan rasa sakit dalam hatiku
Selamanya..
He,,heeh,,,
haaaaaaaaaa
Selamanya..






Ini adalah lirik lagu yang mencerminkan apa yang kurasakan setelah kamu pergi kei,
Setiap hari aku lalui dengan kesepian,,,
Harapan itu, optimisme itu,,,smua perlahan sudah sirna,,,
AKu juga gak tahu, meski buatmu begtu mudah, tapi begitu berat buatku untuk melupakanmu,,
Semakin aku berusaha melupakanmu, semakin aku terus ingat padamu,
setiap detik kulalui dengan kehampaan dan kecemasan akan dirimu,,,

Namun apa daya diri ini,,,
Untuk bertanya pun aku merasa tak punya arti,,
Aku bagaikan sampah yang tidak pantas untuk dipedulikan,,,
Aku merasa orang yang paling tidak berguna,,,

Aku gak tahu hubungan apa yang kamu PUTUSkan,
karena dari awal hubungan kita murni hanya dua orang yang saling menyayangi
tanpa ikatan,
bahkan kamu sendiri yang bilang klo kita jgn pikirkan ikatan,
biarkan kemana takdir membawa hubungan kita,
tapi knapa kamu meninggalkanku begitu saja?

Andainya kamu tahu kalau aku begtu sayang sama kamu kei,
Begitu aku sangat ingin terus disamping kmu,,,,

Tapi ini jalan yang menurut kmu yang terbaik,,
Kamu tinggalkan aku begitu saja,,,,
Aku ingin sekali mencegahmu kei,,,
namun apa dayaku,,,
Aku tidak punya hak utk memilih ataupun menentukan,,,,,,

Sekarang aku tak tahu harus bagaimana lagi,,,
Tak tahu harus kubawa kemana perasaan ini,,,
Harus ku apakan diri ini,,,,
Aku sekarang hancur bagaikan debu...

Kamu datang dan pergi sesuka hatimu,
bgtu benci hati ini,
namun aku rindu =(


Sepi,,,
Sendiri
Tanpa harapan,,,

1/05/2009

Juniarti

juni arti adalah adikku yang nomer 3.Kami 5 bersaudara, dan aku adalah anak pertama. Juni lahir tanggal 06 Juni 1996 "serba angka 6", dan atas dasar bulan kelahirannya inilah dia diberi nama Juni, lebih tepatnya Juniarti yang berarti bulan Juni yang penuh arti.
Tahun 2009 ini dia sudah kelas 2 SMP dan sudah melewati semester pertamanya di SLTP Negeri 20 Bekasi, sekolah negeri terbelakang di bekasi, pantas disebut terbelakang karena SMP 20 terletak dipinggiran kota bekasi serta kualitas yang ada disana jauh dibawah rata-rata. Aku tahu persis seperti demikian karena aku dulu bersekolah di sekolah ini. Aku dulu merupakan lulusan terbaik di sekolah ini, aku masuk dengan status nilai kelulusan SD terbaik dan lulus juga dengan status terbaik.
Berbeda denganku dan ke dua adikku yang lebih tua dari Juni, adikku yang satu ini memiliki tingkat intelegensi yang sangat mengkawatirkan, perawakkanya yang berbadan besar semakin menambah asumsi kalau dia adalah seorang pemalas.
Ya..betul memang, adikku yang satu ini sangat pemalas sekali, terutama dalam hal pelajaran, dia sangat sulit menangkap materi-materi yang diberikan gurunya disekolah dan ditambah lagi dia kurang motivasi untuk berusaha lebih keras lagi menutupi kurang nya intelegnsi yang dia miliki. Adikku ini memiliki tingkat intelegensi memang sangat rendah dibidang akademik. Namun dibidang non akademik, adikku yang satu ini memiliki kelebihan dibandingkan aku maupun adik-adikku yang lainnya, dia memiliki bakat seni yang masuk kategori lumayan dibandingkan kami yang sama sekali tidak berbakat.
Dia masuk SMP 20 dengan status gagal tes di SMA Negeri jakarta, Nilainya pas-pas an. Sehingga akhirnya dia masuk SMP 20 di Bekasi. Di sekolah ini, prestasinya makin sangat memprihatinkan. Tidak ada sedikitpun progress ataupun peningkatan, yang ada justru sebaliknya penurunan demi penurunan dia alami. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang kompetitif dan tidak memadai. Aku tahu benar hal ini, karena hanya 5% dari angkatanku tahun 2003 dari SMP 20 yang sampai ini di lajur untuk meraih cita-cita mereka, selebihnya sudah menikah dan lain sebagainya.
Karena mengetahui betul hal ini, dan karena aku sangat menginginkan adik-adikku menjadi orang sukses dikemudian harinya. Maka, aku memutuskan untuk memindahkan adikku ke sekolah negeri di jakarta. Setelah melalui perbincangan dengan mama dan adik-adik yang lain akhirnya kamipun sepakat untuk memindahkan adikku yang satu ini ke jakarta. Awalnya mereka ragu karena faktor biaya yang cukup besar, namun aku bilang kalau aku yang menanggung smua biaya kepindahan juni. Singkat cerita kami langsung mengurus ke SMP 20 dan SMP tujuan yakni SMP 195 Durensawit jakarta. Proses pengurusannya tidak berlangsung lama, dikarenakan di SMP 20 aku masih dikenal oleh banyak warga di SMP 20, dan di SMP 195 adikku lelly dan tetty merupakan alumni dari sekolah tersebut, serta mereka memiliki prestasi yang cukup membanggakan disana.
Aku sebenernya tidak yakin ini adalah solusi yang tepat untuk menyelamatkan masa depan juni, tapi cuman ini yang bisa aku lakukan sebagai abang yang sangat menginginkan adik-adiknya menjadi orang sukses kelak nanti. faktor biaya yang sangat mendesak pun tak kuperdulikan, demi adikku supaya bisa meraih cita-citanya.

Buat Juni
Jun, abang bukan orang yang punya uang banyak, tapi aku akan berusaha sekuat tenaga ku supaya cita-cita kamu adik-adik yang lain bisa tercapai, cukup cita-cita ku saja yang sekarang sedang tersendat. Aku tidak mau kalian mengalami hal yang serupa. Jumlah materi yang kukeluarkan ini gak usah dipikirkan baik dari segi jumlah maupun asal muasal adanya. Satu hal yang pasti, di lingkunganmu yang baru ini berusahalah jadi yang terbaik, pacu terus dirimu dan motivasi terus. karena sekeras apapun usaha yang aku lakukan untuk menopang kamu akan sia-sia jika kamu sendiri tidak punya niat ataupun usaha untuk mewujudkannya.
Teriring salam dan doa selalu buat kamu....
Ingat, tidak ada orang bodoh didunia ini. Yang ada hanyalah orang malas, dan kamu sekarang termasuk diantaranya. Berbenah dari sekarang.
Try your best..

1/03/2009

2008 i lost everything, 2009 i want get anything

aku bingung harus mulai dari mana,
tapi yng jelas aku sudah kehilangan banyak hal di tahun 2008 :
- Kehilangan bapak yg harus pindah ke kalteng karena pekerjaan
- kehilangan kesempatan kuliah,
- kehilangan kei
- kehilangan harapan

bgtu banyak yg hilang dariku,,,
yg diatas itu cuman contoh beberapa!

aku mau mulai tahun 2009 dengan optimisme baru, semangat baru,,,
smoga ditahun 2009 ini aku tidak banyak kehilangan melainkan banyak mendapatkan!